Terpaksa Menikahi Tuan Muda - Chapter 205 Hadiah Ulang Tahun
Han masih mematung di depan kamar. Menerka apa yang diingikan tuan mudanya. Dia
bahkan sudah separuh menempuh perjalanan pulang tadi setelah mengantar Saga
kembali lebih awal dari biasanya, tapi sekarang dia harus kembali lagi ke rumah
utama. Sepanjang perjalanan pulang saja tidak ada yang dia bicarakan. Begitu
pikirannya menebak-nebak mau tuannya. Akhirnya mengetuk pintu.
“ Tuan muda, apa saya boleh masuk?”
tanyanya setelah mengetuk pintu.
“ Masuklah.” Suara Saga terdengar
dari dalam.
Apa-apaan ini? Mau pamer apa
padaku?
Saga sedang duduk di sofa,
bersandar. Sementara kakinya terangkat sampai ke meja. Dan Daniah duduk di
depannya. Laki-laki itu sedang memegang sisir tapi sepertinya dia malah hanya
asik bermain dengan rambut istrinya.
Kalian mau menunjukan apa padaku!
Ntah kenapa rasanya sedikit kesal
menelisik hati sekertaris Han tidak seperti biasanya. Walaupun terkadang dia
hanya diam menunggu Saga menyelesaikan urusan bisnisnya, sepertinya itu jauh
lebih baik dari pada melihat pemandangan di depannya sekarang.
“ Apa ada yang tuan inginkan?” Saga
menoleh sebentar lalu mengangkat bahu.
Apalagi ini!
“ Niah mau bicara padamu.” Mata tidak
beralih dari rambut istrinya. Bahkan sekarang mencium ujung rambut Daniah.
Tidak perduli Han sedang menunggu dan melihatnya.
Daniah melambaikan tangan memasang
wajah full senyuman. Tapi ntah kenapa malah terlihat sedikit menakutkan di mata
Han.
Hal gila apa yang anda inginkan
nona, sampai harus bicara di depan tuan muda?
“ Maaf sudah membuatmu bolak balik.
Apa tadi sudah sampai di rumah?”
“ Jangan sungkan nona, katakaan
saja apaa yang nona inginkan.”
Sudahi senyum sandiwara anda nona,
aku tahu kalau hal gila pasti yang anda inginkan. Kalau tidak, tidak mungkin
anda mengatakannya di depan tuan muda yang sedang main-main rambut anda dengan
bodohnya itu.
Daniah tersenyum tipis menduga apa
yang dipikirkan Han.
“ Apa kau tahu akhir pekan nanti
aku ulang tahun.” Bertanya dengan wajah sepolos mungkin, supaya tidak bisa ditebak apa yang dipikirkannya sekarang.
“ Apa nona mau saya menyiapkan
hadiah sesuatu seperti pesta untuk nona
misalnya?” Mulai menebak, biasanya hak-hal yang berbau pesta yang diinginkan
perempuan untuk ulang tahunnya.
“ Tidak!” Cepat menjawab. Lalu
menghadapkan wajah menyentuh pipi Saga. “ Aku akan minta hadiahku pada tuan
Saga, Cuma dia yang bisa memberikannya padaku.” Saga mencium hidung Daniah
sambil tertawa.
Hahaha, hal gila apa yang kulakukan
ini si, kalau aku tidak bersikap imut begini dia pasti tidak mengizinkanku
bicara padamu. Apa! mau muntah?
Menoleh pada sekertaris Han yang
terlihat bibirnya berkedut, mungkin saja menahan tawa.
Kurang ajar! Dia tahu aku sedang
akting menjadi istri manja ya.
“ Tapi aku juga mau hadiah dari
sekertaris Han.” Seringai licik muncul.
Hah! Sudah kuduga dari tadi.
“ Tentu saja, katakan saja apa yang
nona inginkan. Kalau tuan muda tidak keberatan saya akan melakukan apapun
untuk mendapatkan apa yang nona mau.”
Apa itu sudah cukup! Berhenti bermain-main
dengan senyum licik itu nona.
Han melihat Saga yang tidak
terpengaruh dengan kata-kataanya, laki-laki itu malah memilih menyandarkan bahu
dan memeluk Nona. Jadi kesimpulannya, tuan muda pasti sudah tahu apa yang
diinginkan nona.
“ Apa kau bisa membawakanku kuda
bersayap putih.” Saga yang tergelak mendengar kata-kata Daniah. Dia hanya
angkat bahu sambil bicara ntah apa tanpa suara memandang Han.
“ Apa ada hal yang lebih tidak
masuk akal yang nona inginkan lagi?” Suara Han berubah menjadi sedikit sarkas.
“ Aaaa, ternyata ada yang tidak bisa kau lakukan ya.” Sedih. Namun lihat senyum jahat itu. “ Padahal aku
melihat di tv ada lho.”
Ya itukan di tv nona! Jangan-jangan
anda menontonnya di film kartun anak-anak.
“ Baiklah, kalau itu tidak bisa,
bagaimana kalau pesawat jet tempur yang bisa bolak-balik keluar kota dalam
hitungan menit.” Permintaan aneh yang kedua setelah kuda bersayap.
Ini apa-apan lagi coba? Dan kenapa
anda menikmati semua ini tuan muda.
“ Kalau boleh tahu untuk apa nona
butuh pesawat jet tempur?” Lihat, anda mau menjawab apa sekarang.
“ Haha, akukan bisa memakainya
untuk kabur dari tuan Saga.”
“ Kau mau mati ya!” menarik rambut
Daniah sampai gadis itu terlonjak kaget. “ Kau bilang apa tadi?”
“ Haha sayang aku hanya bercanda.”
Muah, muah, ciuman di bibir dua kali. “ Memang siapa yang mau kabur darimu. Aku
bahkan akan mengikat tanganmu, supaya kamu tidak diambil wanita lain, seperti
ini.” Melingkarkan tangan di lengan Saga.
Sebenarnya apa yang kulakukan si! Daniah
“ Selain kuda bersayap dan pesawat
jet tempur apa ada yang nona mau lainnya. Mungkin sesuatu yang bisa lebih mudah
di lakukan. Membendung sungai utara dan membuatnya jadi candi misalnya.” Daniah
tertawa mendengar suara kesal Han yang tertahan. Kalau dia bicara dengan Han
sendiri mungkin sedari tadi laki-laki itu sudah mingat karena kesal.
“ Haha, permintaanku ternyata
terlalu susah ya. Baiklah, aku yakin kalau permintaan ketiga kau bisa
melakukannya.” Inilah saatnya, begitu stratsgi Daniah. Kau tidak akan bisa
menolaknya, kalaupun kau menolak Daniah masih punya senjata terakhir yang bisa
dia pakai, yaitu tuan Saga.
Hah! Kau tidak aakan mungkin
membantah tuan Sagakan.
“ Apa yang nona mau?”
“ Akhir pekan ini pergilaah
menghabiskan waktu berdua dengan Aran.” Daniah bisa melihat raut terkejut
sekertaris Han.
“ Nona, anda mau kuda bersayap
jantan atau betina? Atau sebutkan saja pesawat jet tempur jenis apa yang nona
inginkan. Saya akan menyiapkan dan membawanya ke halaman akhir pekan ini saat
nona ulang tahun.” Saga cekikikan sambil memeluk istrinya mendengar jawaban
Han.
“ Hei, kamu bilang tidak mungkin
membawa kuda bersayap dan pesawat jet tadi.”
“ Sepertinya itu jauh lebih mungkin
ketimbang permintaan nona yang ketiga.”
Kurang ajar! Dia benar-benar tidak
menyerah sampai akhir. Baiklah, aku pakai senjata terakhirku.
“ Sayang.” Daniah menarik kerah
baju Saga sampai wajahnya maju dan Daniah menempelkan bibirnya di telinga Saga
berbisik.
Sial! anda benar-benar pintar sekarang nona.
Kalau Saga yang bicara tubuh Han akan refleks mengganguk dan mengatakan baik. Untuk kasus apapun. Jadi sebelum itu terjadi dia harus segera mengakhiri ini semua.
“ Tuan muda, saya akan menyiapkan
hadiah yang nona inginkan.”
“ Han.” Belum selesai Han bicara
Saga sudah menggangakat tangannya menyuruhnya berhenti bicara.
Nona, anda benar-benar ya.
“ Dia mengancamku.” Menunjuk Daniah
yang tersenyum.
Cih, mengancam apanya. Nona bilang
anda tampan saja sudah bisa membuat anda bertekuk lutut.
“ Lakukan permintaan Niah yang
ketiga.” Saga menggangkat tiga jarinya.
“ Tuan Muda.”
Daniah menarik kerah baju Saga
lagi.
“ Dia mengancamku Han. Dia bilang
mau kabur kalau kau benar-benar membelikan pesawat jet tempur tadi.”
“ Tuan muda, saya masih banyak
pekerjaan akhir pekan ini.” Masih berusaha menolak.
“ Han, kau bilang melindungiku adalah prioritas utamamu. ”
“ Baik tuan muda.” Tidak ada yang perlu di debatkan lagi. Tubuhnya refleks menjawab.
Senyum kemenangan muncul di wajah
Daniah.
Aran, aku hanya bisa membantumu sejauh ini. setelahnya berjuanglah sendiri ya.
” Sayang.” menjatuhkan tubuh di dada Saga, lalu membisikan sesuatu.
Sudah nona, apalagi sekarang?
” Jangan buat dia pulang dengan menangis Han.” Berbisik lagi di telinga Saga. Tidak perduli wajah Kesal Han yang sudah tidak bisa dia tutupi. ” Ajak dia menonton dan makan malam dengan mewah.” Masih berbisik lagi di telinga Saga.
” Hei, kau benar-benar mau aku mengatakannya?” Daniah mengganguk. ” Biarkan dia menyelesaikan bicaranya, jangan memotong pembicaraannya.”
” Baik tuan muda.”
” Han, kalau kau tidak melakukannya kau tahukan keselamatan siapa yang di pertaruhkan.” Menunjuk Daniah. “Dia mengancam nyawaku barusan.” Daniah melirik Han dalam pelukan Saga. Sambil menjulurkan sedikit lidahnya. Tanpa melihat reaksi Han dia langsung memalingkan wajahnya.
” Saya akan melakukan semua permintaan nona tuan muda, selamat menikmati akhir pekan. sekarang saya permisi.”
” Pergilah, aku percaya padamu.” Han menggangukan kepalanya. Menatap punggung Daniah, karena gadis itu sama sekali tidak berbalik untuk melihatnya.
Pintu tertutup, dia masih berdiri di tempatnya mendesah kesal.
Kau benar-benar kurang ajar ya, bagaimana kau bisa menggunakan nona Daniah. Sejauh apa kau bicara pada nona.
” Datang ke bioskopXX akhir pekan ini.” Han.
” Kenapa tuan? anda mau menonton?” Aran
” Terlambat sedetik saja jangan harap akan ada kesempatan kedua.” Han
Yang sedang ada di kamar kebinggungan melihat pesan penuh ancaman itu.
Ini kenapa si? mengajak menonton tapi sudah seperti mengajak ke tempat eksekusi.
Epilog
” Niah.”
” Ia sayang, terimakasih sudah membantuku tadi ya.” Mau beranjak dari sofa.
” Mau kemana kau?” Menarik tangan Daniah.
” Turun, aku bolehkan bicara dengan Aran sebentar.”
Eh kenapa? Kenapa membuka kancing bajumu?
” Hei, kau harus mencicil pembayaranku dari sekarang donk. Akukan sudah bekerja keras untukmu barusan,”
Apa! Tunggu!
Saga sudah menarik jatuh lengan Daniah ke atas Sofa.
Kau bahkan cuma bicara, Han sudah menurut. Bekerja keras apanya!
Bersambung