The Demon CEO Finds Lost Love - Chapter 472
Sebuah mobil BMW melesat keluar dari gerbang utama Istana Leozard. Memecah keheningan malam dan menggantinya dngan sebuah keputusasaan seorang pria yang menggila karena rindu.
Perasaan rindu yang meledak membuat seorang Ludius hanya bisa menatap nanar sepanjang jalan Ibu Kota Lorand. Ludius bahkan tidak menikmati sama sekali keramaian Ibu Kota Lorand. Padahal sepanjang jalan banyak sekali hal yang bisa di nikmati meski pada malam hari, tapi yang Ludius rasakan adalah perasaan hampa.
‘Inikah rasanya perasaan rindu yang menggila. Sayang, jadi ini yang selalu kamu rasakan saat aku pergi?! Betapa bodohnya aku selalu membuatmu tersiksa akan hal ini. Sabarlah Sayang, sebentar lagi aku pasti akan kembali setelah benar – benar memastikan identitasmu agar aku bisa menjagamu di masa mendatang’. Batin Ludius.
Perjalanan kali ini sudah memakan waktu 30 menit, dan mobil keluar dari jalur jalan berbelok ke arah sebuah club malam yang cukup ramai di lihat dari parkiran penuh dengan mobil – mobil kelas atas.
“Tuan kita sudah sampai di Club yang saya bicarakan tadi. Apakah Tuan akan turun?”. Tanya pak sopir.
Pertanyaan pak sopir sempat membuat Ludius terperanjat karena kaget dan terbangun dari lamunannya. “Yah.. kita berhenti saja”. Ludius keluar dari dalam mobil seraya membenarkan jas hitamnya. “Pak sopir, anda bisa kembali terlebih dahulu dan tinggalkan mobil ini di sini. Masih ada beberapa tempat yang harus aku kunjungi”. Ujar Ludius.
Pak sopir yang sudah berdiri disamping pintu mengangguk mengiyakan “Baiklah Tuan, saya akan kembali dengan menaiki taksi. Ini Tuan kontak mobilnya. Sya permisi” pak sopir memberikan kontak mobil tersebut dan pergi dari hadapan Ludius.
‘Saatnya untuk mencari tahu mengenai keadaan sebenarnya Kerajaan Hardland dan mencari kaki tangan yang bisa di percaya’, batin Ludius.
Adakah dari kalian yang mempertanyakan, mengapa Ludius malah enak – enakkan keluar istana? Padahal jelas dia baru saja mendengar istrinya mencurahkan isi hati pada Ibunya. Kok bisa Ludius malah jalan – jalan?
Jawabannya adalah Ludius sedang mencari relasi sekaligus menguak bagian terdalam dari rahasia Kerajaan Hardland. Ingatlah.. jika ingin tahu bagaimana keadaan suatu Negara atau Kerajaan, terlebih dahulu kita harus tahu bagian dalam dari Negara itu.
Dan Ludius mendatangi Club bertujuan untuk mencari salah satu orang penting dalam Kerajaan yang sedang menikmati waktu mereka. Awalnya dekati terlebih dahulu, lalu cari tahu apa yang di inginkan oleh sasaran dan buat dia menjadi BUDAK tak terlihat.
Metode ini memang cukup kejam dan tak terlihat, tapi masih memiliki rasa peri kemanusiaan. Ludius memasuki bar dengan auranya yang gelap, beberapa orang yang berasal dari dunia bwah pasti menyadari akan hal itu.
Langkah pertama memasuki pintu Club tersebut, Ludius langsung di sambut oleh 2 wanita penghibur. “Tuan.. adakah yang bisa saya bantu?”. Tanya salah wanita dengan nada menggoda, tidak hanya itu.. tangannya yang nackal mengusap dan menyentuh lebut dada bidang Ludius.
“Ataukah Tuan menginginkan teman minum?” sahut wanita yang satunya lagi, ia tak kalah erotisnya dalam menggoda Ludius,
Namun Ludius diam dan acuh, seolah tidak melihat apapun di depannya. “Enyahlah!”. Dan satu kata keluar dari mulut Ludius.
Sebuah kata yang di padu dengan tatapan tajam dan aura hitam yang begitu pekat membuat kedua wanita itu tersentak kaget. Pelan – pelan mereka mundur, meski begitu mereka berdua belum mau menyerah.
“Ayolah Tuan, bukankah anda ingin minum? Biarkan kami menemani anda”. Ujarnya kembali, kali ini lebih hati – hati dan tidak asal pegang. Ia sudah menyadari Ludius bukan pria yang mudah di tangani.
“Sudah ku katakan, ENYAHLAH!!”. Kali ini intonasinya di tambah satu oktav, hingga perkataan Ludius sempat terdengar dan menyita perhatian orang – orang dalam Club.
“Ayo kita pergi, Tuan ini tidak ingin ada orang yang mengganggunya”. Ujar salah satu wanita pada temannya dengan ketus.
Kedua wanita pernghibur tersebut meninggalkan Ludius dengan kesal. Sedangkan Ludius sendiri melanjutkan langkahnya masuk lebih dalam ke dalam Club dan duduk di salah satu tempat yang masih kosong.
Sembari menunggu pelayan Club datang, Ludius menghubungi seseorang mata – mata yang Ludius sisipkan dalam kota untuk datang ke Club tersebut.
[“Tuan Lu, ada apa kau memanggilku?”] tanya seseorang di ujung telefon.
[“Tidak ada apapun, aku hanya memintamu untuk datang ke Club X sekarang juga. Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu”]
[Baiklah, aku akan datang sekarang. Tunggu aku 10 menit!”]
Tut tut tut
Telefon terputus, Ludius memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Tidak berselang lama datang seorang waitress dengan membawa daftar menu.
Walau ini adalah Club yang notabenenya menjual wine dan campigne, tapi mereka juga menyediakan makanan ringan untuk teman minum, hampir mirip seperti restoran khusus.
“Selamat malam Tuan, adakah yang bisa saya bantu?” tanya si waitress tamu
“Berikan aku wine terbaik yang ada disini, soft drink, dan beberapa makanan terbaik yang di rekomendasikan” ujar Ludius.
“Baik Tuan, silahkan menunggu”. Ujar waitress dan pergi meninggalkan Ludius yang masih duduk sendiri di sofa tamu vvip. Dimana sebuah ruangan khusus yang bisa di tempati orang yang bersangkutan.
Selang beberapa menit sang weitress datang membawakan wine dan soft drink serta makanan ringan yang Ludius pesan dan menaruhnya di meja “Silahkan di nikmati Tuan”. Katanya lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Saat Ludius ingin menikmati makanan ringan yang ada di meja, seorang pria muda di temani wanita penghibur tiba – tiba saja masuk ke dalam ruangannya.
“Arrghh sayang, kita akan bermain di sini. Muacch..” kata si pria dengan desahan yang membuat Ludius jijik saat mendengarnya.
Saat wanita penghibur pendanping pria melihat ke arah Ludius, ia kaget ternyata adalah orang yang ia tawari untuk teman minum tapi di tolak. Rasa dendam mencuat dari hati terdalam wanita tersebut dan memanfaatkan pria yang ada di sampingnya untuk mengusir Ludius.
“Sayang, kita main disini saja yuk.. tapi lihat, sudah ada orang yang menempatinya”. Bujuk si wanita dengan rayuan mautnya.
Karena pria tersebut sudah setengah mabuk, ia mengiyakan begitu saja permintaan wanitanya. “Cih! Keluar kau dari ruangan ini..!! karena kesayanganku yang menginginkannya!!”. Ancam si pria dengan sempoyongan.
“Jangan ganggu ketenanganku! ENYAHLAH!!”. Balas Ludius tidak kalah tegas dan mengacuhkan apa yang di lakukan pria tersebut dengan terus menikmati makanannya.
“Brengsek! Apa kau tidak tahu siapa aku!”. Si pria melepas wanitanya dan melayangkan tinjunya pada Ludius.
Namun, naas.. belum sempat pukulannya mengenai sasaran, Ludius sudah dulu membalas dengan meninju wajah si pria.
BUACCK!!
Si pria langsung tersungkur ke belakang. “Sial, Brengsek!”
Author Note :
Hallo kakak readers semua di manapun kalian berada? bagaimana dengan bab kali ini? adakah yang bisa embun bantu. kalau ada yang perlu di pertanyakan silahkan tulis di kolom komentar atau di review yah.. embun bakal lihat satu persatu kok kalau embun lagi ada waktu senggang.
ngomong – ngomong soal novel nya embun, menurut kalian bagian mana yah yang nggak menarik atau perlu di revisi? biar embun telaah lagi dan perbaiki kedepannya. embun usahakan dengan sepenuh hati kok. soalnya embun juga masih sibuk di kekhidupan nyata.
tapi demi kakak semua embun mau revisi jika memang tidak sesuai dengan harapan kalian, tapi tetap bertahap yah,
ada salam – salam nih dari pemain Novelnya embun, salam dari abang Lu, Silvia Zhuan, Longshang, Wangchu, Kakak Lian, Linzy abigail, Putri Nadia, Putri Emilia, Pangeran Richard.
terlebih dari pemain pendukung seperti Ibu Yuliana, Bibi Yun, Queenza Nicol, Leerin, Zhenyi, Zack Li, dan masih banyak lagi yang belum bisa embun sebutin satu persatu.
kalau gitu, di tunggu kritik saran, Komentar, PS serta reviewnya dong. biar embun makin semangat ngetiknya. kalau bisa buka babnya pakai koin yah,,, biar embun dpt penghasilan walau dikit ttp di syukuri kok.