The Demon CEO Finds Lost Love - Chapter 473
“Aku sudah memperingatkanmu untuk enyah!”, Ludius melirik tajam ke arah pria tersebut. “Jangan sampai kau memancing amarahku, karena kau takkan bisa menanggungnya!”. Ancam Ludius.
Satu kali lirikan tajam dan mematikan Ludius sudah berhasil membuat wanita tersebut berpikir ratusan kali untuk memperovokasi Ludius. Tapi pria mabuk yang bersamanya justru berlaku sebaliknya.
“Aku tidak takut denganmu! Aku dari mempunyai geng yang akan menyeretmu keluar dari sini!”. ancam balik si pria mabuk.
“Pfft.. Ha ha ha..!” suara tawa Ludius menyeruak hingga keluar ruangan vip, suaranya bahkan membuat si pria dan wanita di sampingnya gentar.
Tak!!
Ludius menaruh gelas soft drink dengan kasar, dan mengalihkan pandangannya pada pria mabuk tersebut. “Apa kau tidak mengerti juga dengan posisimu anak muda? Jangan menyombongkan diri hanya karena memiliki geng di sini!” ujar Ludius, dia tidak mengendorkan ke marahannya sama sekali. Ia justru semakin dalam menekan lawannya dengan terus memberikan tatapan dan aura hitam pekat.
“Apa maksudmu! Jangan mengada – ada! Aku akan menelpon anggota ku sekarang juga!”. Si pria muda setengah mabok tersebut benar – benar menelfon anggotanya untuk segera datang ke Club X.
Meski si pria setengah mabuk sudah melakukan banyak hal, nyatanya Ludius masih saja tidak menggubris apa yang pria itu lakukan. Ia dengan santainya menikmati sajian di depannya tanpa memperlihatkan ketakutan sama sekali.
“Awas saja kalau aku anggotaku sudah datang kemari, kau bertekuk lutut meminta ampun saja takkan aku ampuni!”. Gertak si pria.
Si wanita penghibur melihat pria yang di dampinginya benar – benar memiliki geng dan anggota mulai berlagak sombong lagi di depan Ludius. “Ha ha ha.. sayang, kamu hebat. Ternyata kamu memiliki anggota dan geng. Aku harap kamu mau menghajar dan mengusirnya dari sini tanpa ampun”. Pinta si wanita dengan rayuan mautnya.
15 menit telat berlalu. Dari arah luar ruang vip datang dan masuk sekitar 5 orang mengenakan jas hitam dan bersenjata pistol jenis revolver menghadap. Awalnya pria setengah mabok tersebut berpikir orang – orang yang datang adalah dari anggota gengnya.
“Sayang lihatlah, mereka sudah datang untuk kita”. Kata pria mabuk dengan membelai wajah wanita penghibur,
“Kalau begitu suruh mereka mengusir pria itu!”. Sambil menunjuk kearah Ludius.
Tapi selang beberapa detik, pria setengah mabuk itu sadar. Anggota geng nya adalah orang – orang yang berpakaian bebas dan tidak ada yang berpakaian rapih berjas hitam seperti yang terlihat. Si pria setengah mabuk sejenak menelan ludahnya sendiri.
Salah satu dari ke 5 orang berjas hitam menghampiri Ludius. “Tuan Lu, maafkan saya karena terlambat 1 menit dari yang di janjikan. Ke empat orang ini adalah sebagian anggota yang berhasil di bentukk atas bimbingan anda”. Kata seorang yang di sebut mata – mata oleh Ludius.
“Bagus, lakukan seperti yang sudah ku perintahkan sebelumnya”. Ujar Ludius,
“Baik Tuan, tapi sebelum itu.. haruskah saya mengurus mereka terlebih dahulu?”. tanya si mata – mata seraya menunjuk kedua orang di depannya.
Ludius melirik ke arah pria setengah mabuk dan wanita di sampingnya. Mendapat lirikan tajam, keduanya terlihat panik dan menelan ludah.
“Terserah kalian mau apakan mereka, menjadi bahan percobaan juga tidak ada salahnya..” ujar Ludius.
Perkataannya yang tenang namun maknanya mengerikan membuat wanita penghibur tersebut langsung menunduk dan bersujud di depan Ludius. Namun pria tersebut justru melakukan sebaliknya, ia merasa harga dirinya sedang di jatuhkan sejatuh – jatuhnya.
“Ampun Tuan.. ampuni kami..” kata si wanita, ia tidak ingin mengambil resiko dengan melawan Ludius.
Selang beberapa saat segerombolan pria urakan dan tidak jelas dengan berbagai alat senjata tajam yang mereka bawa memasuki ruang vip yang cukup besar untuk memenuhi permintaan pria setengah mabuk.
“Hei.. siapa yang coba – coba untuk melawanmu adikku!”. Celetuk salah satu seorang dari gerombolan pria urakan.
Segerombolan anak muda itu begitu masuk dan mendapati lima orang berjas hitam, nyali mereka langsung ciut. Salah satu dari mereka menghampiri si pria setengah mabuk. “Brengsek! Mengapa kau memanggil kami saat berurusan dengan anggota elit MAFIA! Apa kau tidak tahu arti dari jam hitam mereka?”. Bisiknya.
Si pria setengah mabok seperti orang bodoh yang tidak tahu apapun. “Memang apaan, bukankah kalian juga anggota dari geng”.
“Jangan samakan kita dengan mereka BODOH!”, pria tersebut menjoglo pria setengah mabuk “Aku hanya seorang anggota dari sebuah geng, jangan samakan dengan mereka yang merupakan anggota Mafia dari sebuah Organisasi besar. Kau tahu apa yang ada dalam saku mereka?”. Bisiknya dengan tubuh gemetar.
“Pistol!”. Setelah mengatakan segalanya, Pria tersebut segera meminta anggota yang di bawanya untuk bersujud dan meminta maaf.
“Ampun.. ampuni kami Tuan”. Kata mereka serempak seraya bersujud di depan Ludius, di susul pria setengah mabuk tersebut meminta pengampunan.
“Usir mereka! Aku tidak ingin melihat mereka lagi!”. Perintah Ludius tanpa memandang mereka.
Segera anak buah mata – mata mengusir mereka dari Club X. Dan tanpa sadar, tindakan yang di lakukan Ludius meski hal sepele, ternyata menjadi sorotan orang – orang Club yang melihat anggota berjas hitam mengusir sekelompok pria muda urakan.
Ke empat anggota yang mengusir sekelompok pria urakan telah meninggalkan ruang vip. Kiini hanya tinggal Ludius dan pria mata – mata yang memakai kaca mata hitam lalu melepasnya.
“Ludius, ada hal apa kau mencariku?”. Tanya nya kembali. Kini sikapnya berubah menjadi lebih santai, seperti seorang teman. Tidak seperti tadi saat di depan banyak orang.
“Aku ingin kau mengambil alih tugasku untuk mengawasi Keluarga Kerajaan serta mencari tahu pergerakan Dark Phantom!” pinta Ludius. Ia mengambil gelas serta menuangkan wine dan memberikannya pada mata – matanya.
“Terima kasih..” ia menerima wine tersebut dan meminumnya, “Nikmat. Jadi ini wine termahal. Oh ya, mengapa kau membebankan aku tugas berat ini Ludius. apa kau tidak khawatir aku akan menusukmu dari belakang?”. Ujarnya terang – terangan.
“Karena aku sudah tidak punya banyak waktu lagi di Kerajaan Hardland ini. Lagi pula kau tidak ada alasan untuk menolaknya. Jika kau mau menusukku dari belakang, itu sama saja kau cari mati! Dan aku tahu kau takkan mungkin menggali kuburanm sendiri!”. Ujar Ludius seraya melihat tajam pada mata – matanya.
Si mata – mata tidak langsung menjawab permintaan Ludius. Pertama, mereka baru kenal 5 hari yang lalu, dan kedua si mata – mata tidak sepenuhnya dengan Ludius. Nmun karena Ludius dia bisa bebas dari sebuah penjara yang membuatnya mendekam selama bertahun – tahun.
“Kalau kau ragu, kau bisa bocorkan semua informasi yang kau ketahui, bagaimana?”. Tantang Ludius
Author Note :
Hallo kakak readers semua di manapun kalian berada? bagaimana dengan bab kali ini? adakah yang bisa embun bantu. kalau ada yang perlu di pertanyakan silahkan tulis di kolom komentar atau di review yah.. embun bakal lihat satu persatu kok kalau ada waktu senggang.
ngomong – ngomong soal novel nya embun, menurut kalian bagian mana yah yang nggak menarik atau perlu di revisi? biar embun telaah lagi dan perbaiki kedepannya. embun usahakan dengan sepenuh hati kok. soalnya embun juga masih sibuk di kekhidupan nyata.
ada salamsalam nih dari pemain Novelnya embun, salam dari abang Lu, Silvia Zhuan, Longshang, Wangchu, Kakak Lian, Linzy abigail, Putri Nadia, Putri Emilia, Pangeran Richard.
terlebih dari pemain pendukung seperti Ibu Yuliana, Bibi Yun, Queenza Nicol, Leerin, Zhenyi, Zack Li, dan masih banyak lagi yang belum bisa embun sebutin satu persatu.
kalau gitu, di tunggu kritik saran, Komentar, PS serta reviewnya dong. biar embun makin semangat ngetiknya. kalau bisa buka babnya pakai koin yah,,, biar embun dpt penghasilan walau dikit ttp di syukuri kok.
embun juga nggak maksa, bagi yg mau ajh. kalian udah mau baca ajh embun udah terima kasih bgt..