The Demon CEO Finds Lost Love - Chapter 487
Rasa lelah yang menyelimuti Wangchu seakan hilang ketika mendengar suara Nadia yang lama ia rindukan. Sembari menerima telefon dari Putri Nadia, Wangchu melihat beberapa berkas yang ada di laptopnya.
[“Aku ada hal yang ingin di bicarakan denganmu, Tuan Wangchu. Bisa kita bertemu sore nanti?”] tanya Putri Nadia dengan sedikit rasa malu dari nada bicaranya, membuat Wangchu senyum tidak menentu. Rasanya seperti pertama kali bertemu dengan Nadia yang saat itu tengah jatuh cinta dengan Kakakk Lian – lian.
[“Ada hal yang di bicarakan?! Baiklah, kita bertemu sore nanti di cafe Garden tempat biasa bertemu. Terima kasih sudah menghubungiku, Nadia.. akhir – akhir ini aku banyak sekali pekerjaan hingga membuatku tidak memiliki waktu untuk hal yang lain. Berkat telefon darimu, rasa lelah dan penat ini seakan hilang. Selamat bertemu nanti sore di cafe garden. Aku merindukanmu, Putri Nadia Felicia Hadiningrat..”]
Tut tut tut
Panggilan terputus dan Wangchu meneruskan kembali pekerjaannya, namun sebelum itu ia keluar terlebih dahulu dari ruang Direktur Utama dengan membawa laptopnya kembali menuju ruangannya.
***
Pagi ini Ludius keluar kantor untuk mengikuti ke mana Bianca Luze membawa Azell si anak jahil itu. Tepat di depan mobil, sebelum Ludius keluar dari halaman kantor, ia menghubungi Bianca terlebih dahulu untuk mencari tahu di mana keberadaan mereka.
[“Halo Bianca, Kau ada di mana saat ini? mengapa kau pergi membawa anakku bersamamu! Bukankah aku sudah bilang untukku tidak membawanya jauh dariku!”] tegas Ludius begitu panggilannya terhubung.
[“Tuan Lu. tenanglah.. aku tidak membawa anakmu ke tempat yang aneh atau apapun yang sedang kau pikirkan. Dia saat ini sedang bersamaku di sebuah restoran di daerah kota Nanjiang”] perkataan Bianca Luze terdengar sangat santai. Namun Ludius justru merasa Bianca Luze sengaja mengatakan hal itu untuk memperingati Ludius, atau memang ada hal lain yang ingin Bianca Luze sampaikan.
‘Restoran di Kota Nanjiang?! Apa kau sengaja menggiringku untuk datang ke daerah itu Bianca Luze? Kota Nanjiang sendiri jaraknya tidak jauh dengan hutan dan pegunungan Nanjiang tempat Laboratorium berada. Kurang ajar! Bianca, seberapa jauh kau mengetahui hal ini.’ batin Ludius geram.
[“Baiklah, aku akan segera menyusulmu. Jangan pergi kemanapun!”] kata Ludius mempertegas agar Bianca Luze tidak pergi dari sana.
[“Baik. Aku akan menunggumu Tuan Lu. Ternyata menjinakkan anakmu sangat sulit seperti hal nya dirimu Tuan Lu. Kalian.. anak dan Ayah sama saja!”]
[“Jika kau tahu menjinakkan Azell sangat sulit. Seharusnya kau mengerti untuk tidak memprovokasi anakku. Dia mungkin masih anak kecil, tapi kelicikannya lebih mengerikan dari yang kau bayangkan!”]
Tut tut tut
Ludius memutus panggilan mereka secara sepihak. Ia segera menuju mobil BMW hitam melesat keluar dari pelataran Kantor Perusahaan Tangshi Grup. Dengan kecepatan tinggi Ludius mengemudikan mobilnya menuju restoran yang baru saja di kirimkan lokasinya, dan benar saja tempatnya tidak jauh dari hutan Nanjiang di mana laboratorium tersebut berada.
“Azell.. semoga kau tidak membuat keributan yang membuatku berurusan dengan Bianca Luze. Sudah cukup banyak masalah yang ku timbulkan akhir – akhir ini. jika masih harus di tambah berurusan dengan Bianca Luze, aku mungkin akan benar – benar memusnahkan salah satu dari mereka untuk selama – lamanya!” gumam Ludius,
***
Restoran bintang lima kawasan Kota Nanjiang.
Di salah satu restoran terbaik di Kota Nanjiang, Bianca membawa Azell untuk berburu makanan yang Bianca rekomendasikan pada Azell yang secara terang – terangan menantangnya. Tiba di pelataran restoran tersebut. Mobil lamborghini merah khas warna wanita berhenti.
“Turun Tuan Muda Azell”. Pinta Bianca Luze dengan nada perintah.
“Tante, kau terlalu galak dan garang. Papa tidak suka dengan wanita garang dan galak loh!”. Ujar Azell membalas perkataan dan perintah Bianca dengan ledekan menusuknya.
‘Bocah ini!! bagaimana bisa dia berbicara begitu blak – blakan pada orang lain?! Astaga!’. Gerutu Bainca dalam hati.
“Aku tahu itu Tuan Muda Azell. Mungkin kau tidak tahu Tuan Muda Azell. Tapi aku dan Papamu memilliki hubungan sejauh mana, dia tidak mungkin memberitahu mu, bocah nakal!”. Jawab Bianca skakmat ledekan yang di lontarkan Azell.
‘Argghhh.. tante girang ini benar – benar menyebalkan. Dia bisa membalas semua ledekan dan perkataan dan membalikkan keadaan. Kalau begini sepertinya aku harus memiliki rencana cadangan agar Papa tidak lagi dekat – dekat dengan tante garang ini dan mengusirnya dari kantor, agar posisi Bunda Silvia aman.’ Batin Azell kesal dan geram luar biasa karena menghadapi tante licik seperti Bianca Luze.
Azell keluar dari mobil begitu juga Bianca, mereka berdua dengan bergandengan tangan layaknya anak dan orang tua masuk ke dalam restoran. Menampakkan sebuah kerukunan di balik perang dingin antara Azell dan Bianca,
Di depan pintu restoran mereka sudah di sambut dua pelayan wanita yang siap melayani. “Selamat datang.. silahkan masuk. Kami sudah siapkan ruang vip untuk tamu restoran yang sudah menjadi langganan kami”. Sapa salah satu pelayan resto pada Bianca dan Azell.
“Bawa kami ke dalam dan sajikan semua makanan terbaik di resto ini. anak dari Bossku sedang lapar dan menginginkan makanan terbaik!”. Perintah Bianca pada pelayan tersebut,
“Baik, kami akan siapkan makanan terbaik di resto ini. silahkan masuk..” salah satu pelayan mengantar Bianca dan Azell masuk.
Di tengah langkah mereka, Azell berbicara pada Bianca dengan wajah cemberut karena jengkel tentunya dengan ucapan Bianca pada pelayan itu, ‘Jelas – jelas dia yang menginginkan makan di restoran ini. mengapa dia dengan begitu saja berbicara kalau aku yang ingin makan karena lapar? Kau ingin memojokkanku tante girang? Tidak akan ku biarkan!’. Batin Azell.
Di tengahh langkah mereka menujuu tempat duduk, Azell menarik – narik rok mini Bianca dengan tawa yang ia tahan dengan senyumannya. Langkah Bianca terhenti karena keusilan yang Azell buat dan menoleh ke arah anak nakal itu.
“Tuan Muda Azell, apalagi sekarang yang Tuan Muda Azell inginkan?”. Tanya Bianca dengan senyum ramah palsunya.
“Tante Bianca, bukankah tante yang menginginkan makan di restoran ini. mengapa tadi menyalahkan ku dengan kata – kata lapar. Aku tidak menginginkan makan – makanan di sini, yang aku butuhkan itu makan – maknan yang di buat Bunda. Tante kalau lapar, makan saja sendiri!”.
Begitu selesai berbicara, Azell dengan pemikiran cepat langsung berbalik arah dan pergi dari sisi Bianca, keluar dari resto tersebut.
“Tuan Muda Azell, janga pergi..!”. seru Bianca dengan keras sampai mengusik pelanggan lain yang sedang menikmati maknannya.
‘Ayo Tante girang, kalau kau bisa temukan aku, sebelum Papa tahu dan memecatmu keluar dari kantor’. Batin Azell girang..
Author Note :
Hallo kakak readers semua di manapun kalian berada? bagaimana dengan bab kali ini? adakah yang bisa embun bantu. kalau ada yang perlu di pertanyakan silahkan tulis di kolom komentar atau di review yah.. embun bakal lihat satu persatu kok kalau ada waktu senggang.
ngomong – ngomong soal novel nya embun, menurut kalian bagian mana yah yang nggak menarik atau perlu di revisi? biar embun telaah lagi dan perbaiki kedepannya. embun usahakan dengan sepenuh hati kok. soalnya embun juga masih sibuk di ke khidupan nyata.
ada salam salam nih dari pemain Novelnya embun, salam dari abang Lu, Silvia Zhuan, Longshang, Wangchu, Kakak Lian, Linzy abigail, Putri Nadia, Putri Emilia, Pangeran Richard.
kalau gitu, di tunggu kritik saran, Komentar, PS serta reviewnya dong. biar embun makin semangat ngetiknya. kalau bisa buka babnya pakai koin yah,,, biar embun dpt penghasilan walau dikit ttp di syukuri kok.
makasih buat yang udah kasih ps dan komen dan beli bab embuun dengan coin. jujur embun sangat bahagia dengan itu semua.
jadi jangan bosan – bosan untuk kasih komen dan review yah
salam sayang dan cinta dari embuun