The Demon CEO Finds Lost Love - Chapter 488
Azell terus berlari menjauh dari Bianca yang sepertinya sedang mengejarnya. Bukan Azell namanya jika melakukan keusilan tidak melakukan persiapan apapun. Dengan berbekal ponsel model terbaru, dan beberapa perlengkapan yang sudah di modifikasi mulai dari sepatu, jam tangan dll yang sudah ada di sakunya, Azell mengakses jalan di sepanjang kota Nanjiang.
Cukup lama Azell berlari dan berhasil menghentikan sebuah taksi kota. “Tuan, antar aku menuju Perusahaan Nanjiang”. Ujar Azell pada sopir yang melihat ke arahnya dari jendela mobil yang terbuka.
“Anak kecil, siapa yang membawamu sampai ke sini, mengapa kau sendirian di tengah kota besar?”. Tanya pak sopir taksi balik.
“Aku sedang di kejar seorang penjahat Pak. Bisa tidak, Pak sopir membawaku kembali ke kantor Perusahaan Tangshi Grup? Ayahku bekerja menjadi satpam di sana”. Ujar Azell dengan wajah memelas.
Cara terbaik menghindari kejahatan saat pergi sendirian adalah tidak memberitahukan identitas sebenarnya dari diri sendiri dan orang tua. ‘Semoga pak sopir itu percaya denganku, kalau tidak mungkin saja dia memanfaatkanku dan kemungkinan terburuk menjadikanku sebagai sandra.’ Batin Azell.
“Baiklah.. bapak akan antar adek kecil ke Perusahaan Tangshi Grup. Ayo, cepat masuk..”. ujar pak sopir.
Azell masih merasa sepertinya pak sopir itu tidak akan sebaik itu mengantarkannya menuju Perusahaan Tangshi grup. Untuk berjaga – jaga dia sudah menyiapkan beberapa hal pencegahan.
Sebenarnya niat awal Azell adalah kabur dari Bianca Luze dan kembali sendiri ke Perusahaan Tangshi lalu mengadu pada Ludius tentang hal ini, maka otomatis Bianca akan di pecat. Tapi sepertinya tidak akan semudah itu.
Azell telah masuk ke dalam taksi dan sopir taksi tersebut menyalakan mesin membawa mobil taksi melesat melewati kota Nanjiang. Pada menit ke 15, ada hal yang aneh, yaitu saat Azell memeriksa GPS yang ada di ponselnya, mobil taksi yang membawanya justru menjauh dari arah menuju Perusahaan Tangshi Grup.
‘Benar,kan. Pak sopir ini memiliki niat buruk terhadapku. Terlihat tadi sepintas ada senyum licik yang ia tunjukkan padaku meski aku tidak begitu yakin. Ternyata membaca buku tentang mimik wajah sangat membantu’. Batin Azell.
Di dalam sakunya ada sebuah alat kejut yang selalu Azell bawa untuk masa – masa genting, tidak di sangka hal itu berguna di saat seperti ini. “Pak sopir, bukankah arah ini berlawanan dari jalur menuju Perusahaan Tangshi Grup? Pak sopir, kau ingin membawaku pergi ke mana?”. Tanya Azell polos.
“Anak kecil, jangan khwatir. Aku akan membawamu kembali ke kantor Perusahaan Tangshi grup dengan selamat. Aku hanya sedang melewati jalan pintas agar lebih cepat sampai”. Ujar Pak sopir beralasan.
“Pak, kau tidak takut nyawamu melayang di tangan Papaku jika sampai Papa tahu kau membawaku pergi tanpa sepengetahuannya?”. Gertak Azell dengan logaknya yang dingin dan tidak berperasaan.
“Apa kau sedang mengancamku, bocah? Ha ha ha.. syukurlah jika kau sudah tahu apa tujuanku, aku jadi tidak perlu berpura – pura lagi!”, setelah mengatakan niat sebenarnya pada Azell, pak sopir tersebut mempercepat laju kendaraannya menjauh dari pusat kota Nanjiang menuju ke tempat yang lebih sepi dan akses jalannya lebih sempit.
“Aku tidak mengancammu Pak sopir. Karena kau sudah mengatakan apa niatmu. Baiklah, aku katakan siapa aku sebenarnya, aku adalah Azell putra dari Presdir Lu dari Perusahaan Tangshi Grup serta Pemimpin Organisasi Naga Imperial. Jika pak sopir masih sayang nyawa, sebaiknya jangan main – main dengan ku!”. Tegas Azell meski suaranya masihlah anak – anak, tapi ketajaman dari caranya berbicara cukup mengerikan.
“Bocah kecil. Jangan bercanda kau! Aku tahu Tuan besar Lu dari Perusahaan Tangshi Grup tidak memiliki seorang Putra. Bagaimana mungkin kau adalah anaknya! Aku takkan tertipu.”
“Baiklah kalau pak sopir tidak percaya. Bawa saja aku pergi ke manapun pak sopir suka. Papaku pasti akan mengejarmu sampai keujung dunia!”.
Azell merencanakan rencana selanjutnya, ia menelpon Ludius sebelum mobil berhenti dan Pak sopir itu melakukan hal lebih jauh dari ini. begitu telefon di angkat, Azell dengan sengaja mengeraskan volume suara agar pak sopir di depan mendengar dengan jelas pembicaraannya dengan Ludius.
[“Azell! Di mana kamu sekarang bocah nakal!”] tegur Ludius dengan tegas. Ia sepertinya sedang dalam perjalanan, terdengar dari suara gemersik mesin mobil yang halus.
[“Pa! Azell di culik oleh seseorang. Cepat Papa menyusul Azell, atau pak sopir ini akan melakukan hal buruk pada Azell”] seru Azell dengan keras.
[“Baiklah, kamu tenanglah. Papa akan segera menyusulmu, Nak”]
Tut tut tut
Azell sudah mematikan panggilannya. Untuk pencegahan, ia sudah menghidupkan GPS di ponsel dan jam tangan digital versi terbaru miliknya yang dapat melakukan video call dan pelacak akurat.
Pak sopir mendengar Azell benar – benar menghubungi orang tuanya menjadi gelagapan. Karena panik, sang sopir membanting stir dan tidak sengaja menabrak sebuah pohon besar di sisi jalan sempit sudah jauh dari pusat kota Nanjiang.
Ssssttt…
Baam..!
Bagian depan mobil menabrak pohon besar dan seketika asap tebal keluar dari mesin mobil tersebut. Pak sopir sendiri sepertinya juga terluka namun tidak parah. Azell sendiri karena kejadian kali ini cukup cepat, membuatnya tidak bisa mempertahankan keseimbangan dan kepalanya membentur jendela samping mobil.
Darah seggar keluar dari pelipis kening Azell, beruntung Azell tidak kehilangan kesadaran. Karena kondisi sudah seperti ini dan pak sopir dalam keadaan yang terluka, Azell menggunakan kesempatan ini untuk kabur dari pak sopir.
Ia keluar secepatnya dari dalam mobil dan berlari sebisa mungkin dari pak mobil itu sebelum akhirnya sopir sialan itu mengejarnya. Hingga 10 menit berlalu, Azell sepertinya berada di perbatasan kota Nanjiang, dan parahnya Azell justru menemukan jalan buntu, yaitu sebuah hutan belantara dan di balik hutan tersebut adalah pegunungan yang kelihatannya jarang di datangi.
“Pa.. Azell mengaku salah karena berbuat nakal. Tapi Azell melakukan ini karena tidak ingin Papa dekat – dekat dengan Tante girang itu, makanya Azell ingin membuat tante itu pergi dari sisi Papa. Tidak di sangka Azell sendiri malah terjebak di hutan ini. Pa.. cepatlah datang, Azell takut gelap”. Gumam Azell, ia yang lelah bersandar di salah satu pohon dengan berjongkok sambil menenggelamkan kepalanya ke bawah.
Kondisi hutan yang lebat dengan pepohonan yang rimbun memang membuat siang hari terlihat seperti senja karena cahaya matahari tidak bisa tembus ke dalam. Satu hal yang di takutkan Azell adalah gelap, karena setiap Shashuang marah, ia dengan tega mengurung Azell di ruangan gelap. Meski begitu, Azell tidak memberitahukannya pada Ludius karena tidak ingin hubungan orang tuanya semakin renggang.
Author Note :
Hallo kakak readers semua di manapun kalian berada? bagaimana dengan bab kali ini? adakah yang bisa embun bantu. kalau ada yang perlu di pertanyakan silahkan tulis di kolom komentar atau di review yah.. embun bakal lihat satu persatu kok kalau ada waktu senggang.
ngomong – ngomong soal novel nya embun, menurut kalian bagian mana yah yang nggak menarik atau perlu di revisi? biar embun telaah lagi dan perbaiki kedepannya. embun usahakan dengan sepenuh hati kok. soalnya embun juga masih sibuk di kekhidupan nyata.
ada salamsalam nih dari pemain Novelnya embun, salam dari abang Lu, Silvia Zhuan, Longshang, Wangchu, Kakak Lian, Linzy abigail, Putri Nadia, Putri Emilia, Pangeran Richard.
kalau gitu, di tunggu kritik saran, Komentar, PS serta reviewnya dong. biar embun makin semangat ngetiknya. kalau bisa buka babnya pakai koin yah,,, biar embun dpt penghasilan walau dikit ttp di syukuri kok.
makasih buat yang udah kasih ps dan komen dan beli bab embuun dengan coin. jujur embun sangat bahagia dengan itu semua.
jadi jangan bosan – bosan untuk kasih komen dan review yah, soalnya embun sangat menanti komentar kalian loh, beneran.. di tunggu komen kalian
salam sayang dan cinta dari embuun