Vampire Witch Bride - Chapter 1 Ramuan Awet Muda
Saat perdamaian datang, peri, manusia, sihir dan vampire. Kehidupan yang tentram dan sejahtera. Kerajaan peri dan kegelapan bersatu. Manusia di takdirkan untuk bersama mereka. Raja Oishima adalah seorang raja dari peri. Dia memimpin negerinya dengan bijaksana. Negeri peri memiliki peraturannya sendiri begitu juga dengan raja vampire, Raja Arkares dan yang lain. Raja Affesta, adalah raja manusia. Ratu Mora, adalah ratu sihir. Sebuah pertemuan rahasia di adakan di Bukit Semangi.Mereka membicarakan tentang pewaris tahta selanjutnya di wilayah masing-masing.
“Istriku belum memberiku seorang putra atau pun putri. Aku tidak bisa melepaskan tahtaku begitu saja, tapi aku juga ingin lepas dari semua ini. Hanya untuK anak-anakku, apakah diantara kalian bisa memberi solusi padaku!” ucap Raja Affesta.
” Aku rasa aku bisa, mengapa tak mencari wanita lain” saran Raja Oishima.
” Tidak begitu mudah, lihat usiaku sudah tua renta” jawab Raja Affesta.
” Maka begitu jadilah bagian dari kami” ajak Raja Arkares.
“Di dunia kami, mati itu adalah karunia dan suatu kehormatan. Putriku sudah meranjak dewasa, dia yang akan mewarisi semua tahtaku. Aku punya saran baik untukmu, carilah orang yang kau percaya untuk menjadi raja” ucapRatu Mora.
” Ada tapi aku khawatir sekali jika dia menjadi raja apa mungkin dia ingat akan siapa dirinya” ucap Raja Affesta.
” Tak ada salahnya jika kita mencoba percaya pada orang lain. Bukankah perbedaan itu indah, jika setelah dia menjabat sebagai seorang raja ingkar janji. Maka kau bisa menurunkan dia lebih rendah dari pada sebelumnya.” Ucap Raja Oishima.
Setelah pertemuan itu mereka kembali ke istana masing-masing. Namun dalam perjalanan pulang, Raja Affesta bertemu dengan Ratu Mora.
” Aku tidak bisa membantumu, tetapi mungkin ramuan ajaib ini bisa. Awet muda untuk 3 tahun mendatang, setelah itu aku tidak akan membantumu lagi kecuali masalah yang lain. Ramuan ajaib ini sebenarnya terlarang bagiku untuk memberikannya padamu walau kau juga sahabatku. Tapi untuk kali ini saja, aku perbolehkan” ucap Ratu Mora menyerahkan ramuannya.
” Terima kasih banyak Ratu Mora, aku akan selalu ingat kebaikanmu dan aku berhutang budi padamu” jawab Raja Affesta mengambil ramuan dan meminumnya.
” Efeknya hanya besok Raja Affesta, jadi silahkan lanjutkan perjalananmu” ucap Ratu Mora.
Raja Affesta dan rombongan kembali berjalan menuju istananya. Begitu juga dengan Ratu Mora.
***
Di istana Ratu Mora terlihat Putri Aresha sedang berlatih keras dengan sihir.
” Putriku sudah cukup latihannya, kamu bagus sekali hari ini. Ibu bangga padamu. Kelak kau akan menjadi seorang ratu yang hebat dan bijaksana” ucap Ratu Mora.
Find authorized novels in Webnovelfaster updates, better experiencePlease click www.webnovel.com for visiting.
” Ibu, kapan ibu tiba di istana? Maafkan aku tidak menyambut kedatangan ibu” jawab Aresha.
” Tidak apa, tak perlu. Ibu sudah senang melihatmu terus latihan hari ini. Mau makan apa sayang? Ibu yakin kau belum makan?”
” Ah, ibu sepertinya tau banyak tentang putrinya”.
” Ya jelas, ibu tau kamu belum makan bukankah kamu seperti itu. Jika ibu belum datang pun kamu engan makan sebelum ibu yang mengajakmu makan bersama atau menegur kamu”. Ratu Mora dan Aresha berjalan menuju ruang makan, mereka makan bersama.
***
Besok hari kemudian, Raja Affesta kaget bukan pelang dirinya terlihat lebih muda di depan cermin. ” Mungkin ini adalah efeknya, tetapi dia bilang hanya tiga tahun ya! Cukup juga, semoga begitu” ucap Raja Affesta.
Setahun kemudian Raja Affesta memiliki seorang putra. Sahabat-sahabat Raja Affesta begitu senang. Ratu Mora datang ke istana Raja Affesta. Ia melihat anak pertama Raja Affesta. Anak pertama Raja Affesta diberi nama Pangeran Tagao.
Tahun ke-2, Raja Affestka kembali memiliki seorang anak, anak kedua Raja Affesta adalah perempuan dan diberi nama Putri Takara. Kebahagian menyelimuti keluarga Raja Affesta.
Tahun terakhir, afek ramuan awet muda. Wajah Raja Affesta terlihat kembali kesemula. Di depan cermin Raja Affesta berucap ” Aku tua, aku ingin muda lagi. Anak-anakku belum cukup umur untuk memimpin. Aku harus menemuimu”.
Raja Affesta pergi menemui Ratu Mora di istana sihir. Raja Affesta di sambut baik dan di ajak ke ruang kerja Ratu Mora.
” Apa tujuanmu kemari, Raja Affesta?” tanya Ratu Mora.
” Aku ingin meminta ramuan awet muda, tolonglah aku. Anak-anakku belum cukup umur untuk memimpin kerajaan”.
” Itu bukan urusanku, sudah kukatakan padamu. Ramuan awet muda itu terlarang di duniaku. Kami tidak boleh mengunakannya. Aku tidak bisa membantumu. Kamu bisa menyerahkan tahtamu pada istrimu, bukankah kamu mencintainya!”jawab Ratu Mora.
” Ya aku sangat mencintainya, tetapi dia tak terlatih untuk memimpin. Berikan saja ramuannya padaku, dan aku berjanji tak akan memberitahu ke siapa pun tentang ramuan ini”.
” Pergilah Raja Affesta, dan jangan kembali untuk meminta ramuan awet muda ini lagi padaku. Aku seorang ratu dan sudah kubilang aku hanya membantumu sekali saja”.
Raja Affesta keluar dari ruangan tersebut dan pergi dari istana Ratu Mora. Setiba di istana, Raja Affesta langsung memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ratu Mora secara diam-diam. Raja Affesta dan pasukannya berangkat, dan menyerang istana Ratu Mora di malam hari. Ratu Mora meninggal di ruang singasananya. Sementara Putri Aresha melarikan diri dari istana. Kerajaan sihir kacau balau tak terkendali. Di ruang kerja Ratu Mora, Raja Affesta menemukan ramuan awet muda dan meminumnya.
Setelah mendapatkan apa yang di inginkannya, Raja Affesta berserta pasukannya meninggalkan tempat itu dengan kekacauan.
***
Putri Aresha menyaksikan dan menjadi saksi atas kematian ibunya dan kejadian di istana. Penyerbuan secara diam-diam dan atas penghianatan. Putri Aresha memandang jauh wilayahnya dan berucap ” Aku bersumpah, ketika aku telah dewasa. Aku kembali dengan duka dan luka, membalas semua ini. Semua akan di balas dengan nyawa dan penghianatan”.
***
Penyerangan secara mendadak di istana dan meninggalnya Ratu Mora menjadi bahan pembicaraan ketiga raja. Raja Affesta menyembunyikan kebenaran dan hanya diam bersandiwara di depan dua raja. Melihat tingkah Raja Affesta mencurigakan, dua raja diam-diam pergi ke istana Ratu Mora. Raja Oishima dan Raja Arkares bersedih setiba di sana. Mereka melihat merasakan adanya manusia menyerang istana Ratu Mora.
” Aku bersumpah jika aku melihat manusia, akan kubunuh. Mulai sejak saat ini hubungan persahabatan ini telah terputus karena penghianatan. Dan aku bersumpah akan menjaga Putri Aresha dari Ratu Mora sebagaimana anakku”ucap Raja Arkares.
” Aku bersumpah akan membunuh manusia jika bertemu dengannya. Atas penghianatan ini persahabatan terputus. Dan Putri Aresha dari Ratu Mora akanku jaga seperti anakku sendiri” ucap Raja Oishima. Kemudian mereka pergi meninggalkan istana Ratu Mora dan menengelamkannya. Mereka pulang masing-masing ke istana dan membuat sepucuk surat untuk Raja Affesta.
” Sumpah kuucapkan dan kutepati. Apa daya jika persahabatan ini dihianati, aku sungguh malu memutuskan persahabatan denganmu. Perang lah yang akan mengantikan persahabatan ini. Hormatku,
Raja Arkares”. Tulis Raja Arkares dalam selembar kertas dan menandatanganinya. Setelah itu memberikannya pada bawahannya untuk memberikan surat tersebut pada Raja Affesta.
” Sumpah dan janji akan selalu kutepati. Aku tidak akan mengingkari janji. Dengan ini aku memutuskan persahabatan kerajaan menjadi perang”. Tulis Raja Oishima dalam selembar kertas dan mengirimkannya pada Raja Affesta.
Setelah itu mereka berdua mengumumkan pada rakyatnya tentang terputusnya persahabatan pada kerajaan manusia.
” Selamat sore rakyatku, senang bisa melihat kalian semua di sini. Hari ini dan sejak ini aku umumkan bahwa kita tidak lagi bersahabat dengan kerajaan manusia. Dan mulai sekarang kita adalah musuh manusia, bunuh mereka jika kalian melihatnya. Akan tetapi untuk hari ini mereka yang ada di negeri kita, kita bebaskan dengan catatan tidak boleh datang lagi kenegeri ini. Tetapi kita masih bersahabat dengan Raja Arkares dan Ratu Mora” ucap Raja Oishima pada rakyatnya. Begitu juga dengan Raja Arkares dalam menyampaikan berita pada rakyatnya.
Raja Affesta menerima surat dari Raja Oishima dan Arkares. Dirinya langsung mengumumkan terputusnya persahabatan pada rakyat. ” Hari ini dan mulai sekarang Raja Oishima, Raja Arkares dan Ratu Mora adalah musuh kita. Bersiaplah berperang rakyatku, mereka menghianati kita” ucap Raja Affesta di depan rakyatnya. Raja Affesta menyimpan kebenaran pada rakyatnya.
Pembunuhan terjadi di mana-mana mulai sejak itu. Saling menyalahkan dan hasutan. Vampir dan Peri mulai menyingkir dari manusia. Menghilang dalam sejarah, menjauh. Sejauh-jauhnya menghilang dengan di iringi langkah Putri Aresha yang juga ikut menghilang.